Kembali lagi ke atas

PENCARIAN

PERAWATAN BONSAI YANG SUDAH JADI

08:21 Edit This

Untuk pruning (mencukur daun), bisa kita lihat ketika daun tuanya sudah ada yang menguning atau kelihatan agak kusam. Hal ini bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunting atau mencabut. Paling bagus pruning dengan cara ke 2, yaitu bertahap mencabut daun tuanya. Caranya ketika mencabut daun tua agar tidak tercabut satu kelompok daunnya, tangan kiri pegang erat pangkal kelompok daunnya dan tangan kanan mencabut daun tuanya satu per satu dan sisakanlah daun mudanya.

Kalau dengan cara ke 1, guntinglah daun tuanya diatas pangkal daun -+ 1 cm. Hal ini untuk memancing keluarnya tunas baru dari sisa daun tua ini. Sayangnya kalau dengan cara gunting bekas guntingannya akan jadi warna kecoklatan, sangat tidak sedap dipandang dan akan beberapa bulan baru bisa rontok. Supaya ranting dan daunnya tetap pendek dan rapat (supaya bentuknya tidak kacau atau membengkak), lakukanlah:

1. Tiap tahun harus bertahap mencabut daun tuanya.
2. 2-3 tahun sekali harus memotong pendek ranting, anak ranting, dan tunas barunya. Hal ini demi menjaga bentuk yang sudah jadi supaya jangan membengkak. Biasanya tunas baru yang keluar secara alami setahun sekali dan sekali muncul ada 2-3 tunas. Buanglah tunas yang sangat subur (besar) dan yang sangat lemah (kecil) dengan menggunting dari pangkalnya. Tinggalkan tunas yang tumbuhnya sedang, lalu biarkan tunas baru ini sampai keluar daun barunya. Barulah kemudian dipotong pendek sesuai panjang yang kita inginkan. Setelah kurang lebih 2 minggu pemotongan, dari bekas potongan akan timbul tunas yang kedua. Kalau perlu lakukan cara yang sama pada tunas kedua, sehingga kita akan mendapatkan tunas ketiga. Nah tunas kedua dan ketiga inilah akan menjadikan ranting dan daun black pine yang pendek. Teori ini sama dengan jenis pohon bonsai yang kalau tumbuh di alam bebas daunnya besar, tetapi setelah dijadikan bonsai yang ditanam dalam pot dengan beberapa kali mencukur daunnya, maka daunnya menjadi kecil seperti Sancang (Phemna Microphylla), Beringin Karet (Ficus Ratusa), dsb.
3. Ketika tunas baru sudah mekar daunnya, jangan memotong atau membuang terlalu banyak ranting-rantingnya, karena pada waktu ini dari luka pemotongan akan banyak mengeluarkan terpentennya (getah), sehingga bisa mematikan pohon. Waktu yang paling baik untuk membentuk dan menggunting ranting-ranting adalah pada saat pohon mulai kelihatan daun tuannya (ada yang kuning/kusam). Hal ini menunjukkan pohon ini dalam keadaan berhenti pertumbuhan dan sedang menyimpan energi, serta siap untuk mengeluarkan tunas barunya. Jadi pada masa ini lebih aman bagi black pine untuk dilakukan pruning dengan cara cabut atau gunting, serta melakukan pengurangan/pemotongan ranting-rantingnya, karena pohon ini sedang kuat-kuatnya.
Demikian informasi dari saya tentang perawatan bonsai yang sudah jadi yang dapat saya sampaikan, semoga berguna dan dapat menambah pengetahuan anda.




Perawatan Bonsai Black Pine

Proses merepoting bonsai pada black pine adalah cukup 3-4 tahun sekali, karena akar black pine lambat pertumbuhannya. Kalau kurang dari 2 tahun direpoting akarnya belum cukup tua. Kalau lebih dari 4 tahun tidak direpoting maka akarnya akan terlalu padat dalam pot. Hal ini akan menghambat pertumbuhan dan kesuburannya.

Cara merepoting adalah setelah mengeluarkan bonsai dari pot, maka akan kelihatan gumpalan akar yang sudah menyatu dengan tanahnya. Buanglah 1/3 sekeliling pinggir gumpalan ini dengan cara mengorek tanah dan menggunting akarnya yang sudah terlalu panjang,. Lalu tanam kembali dalam pot dengan media yang diceritakan di atas, dengan cara dikorek, ujung akar lama akan bisa langsung masuk ke dalam dan menyatu dengan media baru. Hal ini akan lebih menjamin hidupnya setelah direpoting. Dan jangan sekali-sekali merepoting dengan memotong atau menggergaji gumpalan tanah dan akarnya rata seperti memotong kue lalu ditanam kembali. Cara ini menjadi gumpalan akar dan tanah yang lama dikelilingi (dibungkus) oleh media baru, sehingga akan menimbulkan panas yang tidak tersalurkan dalam gumpalan dan akhirnya membuat akar menjadi busuk.

Menurut pengalaman saya menanam black pine, jangan merepoting bersamaan dengan mencukur daunnya. Ada kejadian ketika karyawan kebun saya tidak melaksanakan petunjuk yang saya ajarkan. Ketika saya keluar kota dan tidak menyaksikan kerjanya, karyawan tersebut merepoting dan mencukur secara serentak. Sehingga menyebabkan beberapa pohon black pine setengah jadi menjadi mati.

Di Indonesia yang 2 musim ini, waktu paling baik untuk merepoting black pine adalah antara akhir musim kemarau dan awal musim hujan (sekitar awal September), tetapi harus juga melihat kondisi black pine. Pohon tersebut harus dalam kondisi tunas baru mulai muncul dan belum mekar daunnya. Kalau daunnya sudah mekar maka pohon akan lemah, dan resiko repoting menjadi besar.

Demikian informasi dari saya tentang Perawatan Bonsai Black Pine yang dapat saya sampaikan semoga berguna dan dapat menambah pengetahuan anda.


Baca Selengkapnya...

APA ITU BONSAI....

08:19 Edit This

Hampir semua orang sudah tak asing dengan kata “bonsai”, tapi hanya sedikit yang mengerti apa itu bonsai?. Bila kita mendengar kata bonsai, yang terbayang adalah sesuatu yang kerdil, bahkan tidak sedikit orang mengistilahkan kata bonsai sebagai kata kerdil. Begitu juga banyak penggemar dan pedagang bonsai yang mengerdilkan tanaman dengan maksud menjadikannya tanaman bonsai, tanpa mengetahui kriteria bonsai yang sebenarnya. Akibatnya banyak bakalan (bahan dasar) bonsai yang sebenarnya memiliki potensi bagus menjadi kurang bernilai (seni) karena perlakuan dan perawatan yang terlanjur salah. Bonsai berasal dari China, dan dikembangkan oleh jepang.

Bonsai dalam bahasa Jepang secara harfiah berarti tanaman dalam pot, oleh karenanya setiap bonsai selalu ditanam dalam pot, tetapi tidak semua tanaman dalam bisa pot disebut bonsai.

Ada tiga kretiria bonsai yang paling mendasar dan mutlak dipenuhi yaitu ukuran, bentuk dan umur. Ukuran bonsai adalah kerdil atau relatif kecil, dengan tinggi antara 5 cm sampai degan 150 cm. Bonsai setinggi 150 cm dapat dikatakan kerdil apabila tanaman sejenisnya yang tumbuh di alam bebas bisa mencapai belasan atau puluhan meter, seperti beringin atau asam jawa, tetapi ”bonsai” setinggi 30 cm tidak bisa dikatakan kerdil apabila tanaman sejenisnya yang tumbuh normal di alam bebas hanya bisa mencapai tinggi maksimal 1,5 m, seperti soka atau tanaman semak lainnya.

Untuk memenuhi kriteria ukuran tersebut harus dilakukan pengerdilan yang antara lain memotong ujung batang/pucuk, ditanam pada media yang terbatas (dalam pot kecil), pemangkasan akar secara berkala, terus menerus membuang tunas yang baru tumbuh (bud nipping) dan diletakkan pada tempat yang mendapat cahaya matakari penuh. Bentuk bonsai harus indah dan wajar (alami), harus mengacu pada bentuk tanaman sejenisnya yang tumbuh di alam bebas. Pada umumnya tajuk bonsai berbentuk segi tiga asimetris. Antara batang, cabang dan ranting ada keseimbangan pertumbuhan sehingga enak dipandang. Ada lima gaya dasar bonsai yaitu tegak lurus (chokkan), tegak berliku (tachiki), miring (shakan), setengah menggantung (hankengai) dan menggantung (kengai). Bonsai memiliki sisi depan dan belakang.

Sisi depan harus dapat memperlihatkan keindahan semua bagian dari bonsai yang bersangkutan, mulai dari akar, batang, dahan, ranting dan daun. Hal ini perlu diperhatikan sehingga bonsai tidak ditempatkan membelakangi orang yang melihatnya. Bonsai yang baik bukan cuma miniatur pohon dengan daun yang rimbun, tetapi harus bisa tampil ”telanjang”, tanpa daun sehingga nampak jelas susunan batang, cabang, ranting dan subranting dengan penyebaran yang teratur, indah, alami dan harmonis.

Untuk menyempurnakan bentuk bonsai diperlukan training, meliputi pengawatan (wiring), pemangkasan bagian batang, cabang dan ranting yang tidak diperlukan (prunning), membuang tunas dan daun baru yang tidak diperlukan agar tetap rapi (trimming) dan penyempurnaan bentuk pohon (koreksi).

Karena bonsai adalah makhluk hidup, maka bonsai sering dikatakan sebagai karya seni yang belum selesai, karenanya bonsai akan terus memerlukan training sepanjang hidupnya.
Umur bonsai harus tua atau tampak tua. Bisa saja umur bonsai cuma belasan tahun, tapi bisa nampak berumur ratusan tahun, hal ini dimungkinkan dengan penuaaan (ageing). Cara penuaan antara lain dengan memaksa dahan dan ranting tumbuh mendatar atau agak menurun, akar-akar pada pangkal batang ditonjolkan agar nampak menjalar di permukaan tanah, mematikan sebagian batang/cabang (jin) atau membuat lubang/rongga pada batang (uro) agar nampak seperti pohon tua yang sebagian batang/canagnya sudah mati dan lapuk karena usia.

Semua kegiatan pada pengerdilan, training dan penuaan harus dilakukan dengan cara dan teknis yang benar agar bonsai tidak menjadi rusak bahkan mati karena kesalahan tersebut.
Pengerdilan, training dan penuaan memerlukan waktu yang lama, bahkan hasil yang diharapkan pada ketiga kegiatan tersebut belum tentu nampak dalam waktu dua atau tiga bulan, oleh karenanya diperlukan kesabaran, ketekunan dan sedikit rasa seni agar tercipta bonsai yang benar-benar bonsai. Memelihara banyak bonsai jauh lebih baik dari pada memelihara satu atau dua bonsai, karena dapat mengurangi rasa bosan waktu menunggu hasil yang diharapkan.

Jenis Tanaman Tidak semua jenis tanaman dapat dijadikan bonsai, taaman yang cocok adalah yang memenuhi syarat :
1. Dapat hidup pada tempat dengan media terbatas (pot kecil).
2. Berumur panjang, puluhan bahkan ratusan tahun.
3. Pertumbuhannya lambat sehingga tidak cepat berubah.
4. Berdaun kecil, rimbun dan tidak mudah rontok.
5. Batang lebih cepat membesar dan tidak cepat meninggi.
6. Secara alami sudah memiliki bentuk yang indah.
7. Tahan dan mudah ditraining.
8. Merupakan tanaman berkayu (berbatang keras).
Selain syarat-syarat tersebut, ada beberapa jenis pohon yang memiliki kelebihan sebagai
bakal bonsai seperti :
1. Memiliki akar tunjang (sulur), seperti beringin.
2. Memiliki permukaan kulit (tekstur) menarik seperti pinus dan asam jawa.
3. Memiliki bentuk batang yang berliku, indah secara artistik-dekoratif seperti cemara udang.
4. Memiliki buah kecil yang berwarna warni seperti murbai, jeruk kingkit dan kemuning.
5. Memiliki bunga yang indah.
• Media Tanam dan Pot
Secara umum media tanam bonsai adalah campuran pasir, tanah dan humus dengan perbandingan sama (1:1:1). Untuk tanaman tertentu yang memerlukan komposisi berbeda bisa disesuaikan, misalkan untuk jenis cemara (Juniperus) memerlukan 3 bagian pasir dan 2 bagian humus. Pot merupakan bagian penting dari bonsai, harus ada kesesuaian ukuran, bentuk dan warna pot dengan bonsainya. Untuk bonsai bergaya tegak lurus dan tegak berliku cocok dengan pot dangkal berbentuk bulat atau persegi panjang. Untuk bonsai bergaya miring cocok dengan pot dangkal berbentuk persegi panjang atau oval. Untuk pot dangkal, tinggi pot kurang lebih sama dengan diameter pangkal batang bonsainya. Untuk bonsai bergaya setengah menggantung dan menggantung cocok dengan pot tinggi berbentuk bulat atau persegi.

Perawatan Seperti tanaman pada umumnya bonsai memerlukan perawatan meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan, pergantian media tanam dan pergantian pot. Karena media tanam terbatas, maka unsur hara untuk bonsai harus dipenuhi dengan pemberian pupuk. Bila menggunakan pupuk anorganik, sebaiknya pakai pupuk lengkap berbentuk tablet (slow release) seperti Dekaform, agar terhindar dari kelebihan dosis yang bisa berakibat kematian bonsai atau menggunakan pupuk daun seperti Gandasil dengan dosis setengah dari anjuran di kemasannya. Apabila media sudah mengeras, akar banyak melingkar di sepanjang pinggir pot dan pertumbuhan bonsai melambat, maka diperlukan pergantian media tanam bersamaan dengan pemangkasan akar.

Setiap pemangkasan akar harus diimbangi dengan pemangkasan daun agar penyerapan air oleh akar berimbang dengan penguapan air lewat daun. Dengan perawatan yang benar dan teratur serta training yang berkesinambungan, maka terciptanya bonsai yang baik dan bernilai tinggi bukanlah suatu yang mustahil, bonsai akan berumur panjang, bahkan bisa lebih panjang dari umur pemiliknya.

Demikian informasi dari saya tentang Apa Itu Bonsai? Yang dapat saya sampaikan, semoga berguna dan dapat menambah pengetahuan anda.


Baca Selengkapnya...

Designe By Pay Wong Bulaks. Thanks to Kang Rohman yang memberi tahu ku